Jumat, 07 Mei 2010

~PUISI DRAMATIK~

PUISI DRAMATIK

Senyum Anak Bengawan Solo

Topik: anak dusun laren lamongan, yang terkena musibah banjir bengawan solo




Senyum Anak Bengawan Solo

Kaki-kaki yang kokoh menerjang batu nan tajam dan berlumpur

Yang menggeliat untuk mencari keceriaan senyum dan hati anak-anak yang damai

Seolah-olah tak berbatasi waktu,

Anak-anak itu larut dalam kebahagiaan

Senyum dan tawa membahana, menembus langit yang biru,

Kesedihan batin tertutupi riang selama semalam

Esok kan menyambut mereka dengan tawa yang merekah

Kini aku tahu,

Aku mencintai tawa dan senyum itu,

Karena senyum dan tawa itu mencintaiku.

ANALISIS:

Tema : Musibah Banjir

Makna Puisi : Puisi diatas menjelaskan suasana di Begawan Solo. Dalam fikiran seorang penulis disaat suasana semakin kacau akibat musibah banjir sehingga membuat suasana di sekelilingnya semakin berubah. Namun, suasana kegembiraan tetap terpancar pada sosok-sosok anak kecil yang sangat bahagia dengan tawa dan senyumnya..

Suasana : Sunyi (malam hari)

Diksi : Bahasa puisi berbeda dengan bahasa sehari-hari, sebab bahasa dalam puisi merupakan kata-kata yang digunakan merupakan hasil pengolahan dan ekspresi individual pengarangnya tetapi seringkali pula digunakan kosakata khusus, Kaki-kaki yang kokoh menerjang batu nan tajam dan berlumpur untuk mengambarkan keadaan di Begawan Solo.Penempatan kata-kata sangat penting artinya dalam rangka menumbuhkan suasana puisi yang akan membawa pembaca kepada penikmatan dan pemahaman yang menyeluruh dan total pada puisi tersebut

Bahasa kias : puisi juga seringkali ditemukan pemanfaatan bahasa kias seperti simbol dan yang lainnya. Kata langit yang terdapat di ujung baris kelima menunjuk atau mewakili sebuah situasi yang terang atau mewakili sinar dalam hari yang penuh dengan keceriaan. Demikian pula pada kata anak yang mengartikan bahwa suasana tersebut ada sekelompok anak kecil bermain gembira dalam suasana yang sangat menyedihkan yaitu banjir di Begawan solo.

Citraan/ Imaji : Fenomena-fenomena alam yang dijadikan objek dalam puisi diatas dipakai bukan semata-mata dalam perspektif pemujaan terhadap alam itu sendiri, melainkan selalu dihubungkan dengan gagasan atau renungan tertentu mengenai kehidupan. Di samping itu, gejala alam sering diekspresikan dengan makna simbolik, yaitu sebagai kesatuan yang harmonis antara manusia dan kehidupan.

Unsur Bunyi dan Versifikasi/ Persajakan : pemanfaatan bunyi-bunyi suprasegmental dalam puisi, seperti pemanfaatan jeda, tempo, tekanan, dan intonasi juga tanda baca titik dan koma. pembaca mudah menafsirkan sendiri berdasarkan kompetensi bahasa yang dimilikinya.

Tipografi/ Bentuk Visual : tipografi yang digunakan berbentuk biasa, pemanfaatan tipografi selain untuk sekedar keindahan inderawi, juga sebagai pendukung pengedepanan makna, rasa, atau suasana puisi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar